Sampah, Siapa Takut?
Sampah merupakan sisa yang tidak dipergunakan lagi telah menjadi masalah besar. Bagaimana tidak, setiap hari kita membuang sampah, apabila tidak dikelola dengan baik sampah bisa menjadi malapetaka. Jika satu keluarga sehari bisa menghasilkan sampah 5 kg, dalam satu tahun bisa terdapat 1800 kg. Bayangkan berapa ton dapat dihasilkan dalam satu perkampungan saja, dan berapa ton dapat dihasilkan pertahunnya dalam suatu negara. Jika sampah-sampah masyarakat hanya bisa diangkut dan dibuang ke TPA (tempat pembuangan akhir), maka TPA akan menjadi pegunungan sampah. Biasanya pengunungan banyak dikunjungi wisatawan untuk menikmati suasananya. Pegunungan yang satu ini banyak dikunjungi lalat-lalat untuk menikmati suasananya. Daerah sekitar TPA pun jadi tidak indah. Masalah? Bersama kita pasti bisa!
Sampah bukanlah masalah pemerintah saja. Tapi, masalah seluruh komponen masyarakat yang hidup di suatu negara. Slogan “Bersama kita pasti bisa.” Bersama kita pasti bisa menyelesaikan masalah sampah ini. Kepedulian dan rasa memiliki terhadap bumi adalah kunci utama untuk mewujudkannya. Satu orang pontang panting berjuang sedangkan yang lainnya tak peduli dan makin merusak itu sama saja seperti anjing menggonggong kafilah berlalu, tak ada gunanya. Sampah, siapa takut?
Kita bisa mulai dari diri sendiri, lingkungan keluarga, lalu lingkungan yang lebih besar. Mulailah dari hal yang paling kecil. Kita mulai untuk jangan memubazirkan makanan, makanlah secukupnya dan jangan membuang-buang makanan. Memanfaatkan yang bisa dimanfaatkan seperti memilih produk refill sehingga tempatnya dapat dipergunakan lagi, manfaatkan plastik belanjaan dengan menyimpan dan mempergunakan lagi untuk diletakkan di atas kursi agar tidak basah saat duduk di tempat menyuci dan lainnya sekreatif mungkin yang dapat kita lakukan. Lainnya kita dapat memilah–milah sampah. Pisahkan sampah kering (anorganik) dengan sampah basah (organik). Atau kalau belum tersedia tong sampah, kita bisa memulai memilah sampah botol-botol plastik, botol kaca, kertas bekas, kardus, kaleng, besi, pipa pada tempat tersendiri.
Bukan hanya disimpan. Semua benda ini bisa menjadi pemasukan lho, semakin kita pandai mengolahnya semakin banyak pemasukan yang dapat kita peroleh. Barang bekas dapat bernilai ekonomis. Sudah banyak hasil karya anak bangsa yang memanfaatkan barang bekas, bukan hanya dinikmati di Indonesia tapi juga sudah mendunia. Botol plastik bisa diolah menjadi lampion, hiasan gelas, botol kaca bisa diubah menjadi pot bunga, dan lain-lain. Asalkan kita punya kreativitas dan keinginan, apapun bisa diolah menjadi barang yang indah. Yang tidak bisa mengolah sendiri atau tidak memiliki waktu untuk membuat bermacam-macam kerajinan tangan, eiiitts...jangan cemas, bukan berarti upaya kalian berhenti di sini, barang bekas yang disimpan tadi jika sudah banyak juga bisa di jual langsung ke tukang loak, penjual barang bekas, atau lainnya. Bernilai ekonomis juga kan? Hasilnya tergantung berapa berat timbangan barang yang kita punya. Sudah cukuplah untuk mengganjal perut.
Sampah basah juga bisa dimanfaatkan.
Sampah basah bisa dijadikan pupuk kompos untuk segala tanaman. Tanaman menjadi subur dan hemat biaya. Yang tidak memiliki waktu untuk membuatnya, kita bisa memberikan hewan peliharaan kesenangan, dengan memberi nasi sisa untuk ayam, ikan sisa untuk kucing apalagi tulangnya langsung dilahap. Yang tidak punya hewan periharaan dapat memberikannya ke hewan peliharaan orang lain atau bisa memberikannya ke tempat-tempat yang membuat pupuk kompos terdekat atau di buang di tempat sampah agar dapat diolah. Jangan buang sampah sembarangan ya.
Dengan begitu kita dapat membantu mengurangi volume sampah. Menciptakan lingkungan bersih dan sehat bebas sampah dapat dimulai dari diri sendiri. Mulailah dari hal kecil sekarang juga! Sampah, siapa takut?